Plavix | Clopidogrel

Komposisi

Tiap tablet salut film mengandung :
Clopidogrel bisulfat 97,9 mg setara dengan Clopidogrel basa 75 mg.


Farmakologi
Farmakodinamik
Clopidogrel secara selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP) pada reseptor ADP di platelet, dengan demikian menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi ADP, yang menimbulkan penghambatan terhadap agregasi platelet. Clopidogrel tidak menghambat aktivitas fosfodiesterase.

Farmakokinetik
Setelah pemberian berulang 75 mg Clopidogrel oral bentuk basa, konsentrasi plasma Clopidogrel yang belum dimetabolisme, yang mana tidak mempunyai efek penghambatan agregasi platelet, sangat rendah sesudah 2 jam pemberian. Clopidogrel secara cepat dimetabolisme melalui hati. Hasil metabolit utamanya adalah derivat asam karboksilat, yang juga tidak mempunyai efek terhadap agregasi platelet. Metabolit utama merupakan 85% dari semua yang terdapat di dalam plasma. Setelah pemberian dosis oral Clopidogrel berlabel 14C pada manusia sekitar 50% dikeluarkan dalam urine dan sekitar 46% pada tinja dalam waktu 5 hari setelah pemberian. Waktu paruh metabolit utamanya 8 jam setelah pemberian dosis tunggal atau dosis berulang. 2% dari yang ber-radiolabel akan berikatan dengan platelet dan memiliki waktu paruh 11 hari.
Clopidogrel secara cepat diabsorbsi setelah pemberian berulang peroral 75 mg Clopidogrel bentuk basa, metabolit utamanya mencapai kadar puncak plasma (= 3 mg/l) setelah sekitar 1 jam pemberian. Farmakokinetik metabolit utama tersebut bersifat linear (konsentrasi dalam plasma proporsinya bertambah sesuai dengan dosis) pada dosis Clopidogrel antara 50 - 150 mg. Absorbsi sedikitnya 50% berdasarkan metabolit-metabolit yang ada dalam urine. Pemberian Clopidogrel bersama dengan makanan tidak mempengaruhi bioavailabilitas Clopidogrel.
Pada penelitian secara in vitro, Clopidogrel dan metabolit utamanya berikatan dengan protein plasma manusia 98% dan 94%, secara berturut-turut. Pada penelitian secara in vitro dan in vivo, Clopidogrel secara cepat mengalami proses hidrolisis menjadi derivat asam karboksilat. Pada plasma dan urine, bentuk glukuronida dari derivat asam karboksilat juga ditemukan.


Indikasi

CPG diindikasikan untuk menurunkan aterotrombosis yang menyertai:
  • Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh darah perifer.
  • Non-ST segment elevation acute coronary syndrome dengan pemakaian bersama Asetosal.

Kontraindikasi
  • CPG dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif terhadap komponen yang terkandung di dalam CPG dan pada pasien yang mengalami perdarahan patologis seperti ulkus peptikum atau perdarahan intrakranial.
  • Ibu menyusui (lihat Peringatan : Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui).
  • Gangguan hati berat.

Dosis dan cara pemberian
  • Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh darah perifer: Dewasa dan usia lanjut : dosis yang direkomendasikan adalah 75 mg satu kali sehari.
  • Pasien dengan non-ST segment elevation acute coronary syndrome: Angina tidak stabil atau infark miokard non-Q-wave, dosis awal: 300 mg sekali pemberian dan dilanjutkan dengan 75 mg satu kali sehari dengan Asetosal (75 mg - 325 mg satu kali sehari).
  • Dosis Asetosal yang lebih tinggi berkaitan dengan meningkatnya resiko terjadinya perdarahan, maka direkomendasikan dosis Asetosal sebaiknya tidak melebihi 100 mg.

Efek samping
  • Umum: lemah, demam, hernia.
  • Gangguan pembekuan darah: perdarahan gastrointestinal, perdarahanintrakranial, hematoma, penurunan jumlah platelet, hematuria, hemoptisis,hemartrosis, perdarahan retropenial, perdarahan luka operasi, perdarahanokular, perdarahan paru, alergi purpura.
  • Gangguan sel darah: anemia, netropenia berat, trombositopenia.
  • Gangguan saluran cerna: mual, nyeri abdomen, dispepsia, gastritis, konstipasi, diare, ulkus peptikum, ulkus gaster dan duodenum, muntah, perdarahan gastritis.
  • Gangguan kulit dan kelenjar: eksema, ulcer pada kulit, erupsi bullous, kemerahan pada eritematous, kemerahan pada makulopapular, urtikaria, kemerahan pada pruritus.
  • Gangguan sistem saraf otonom: sinkop, palpitasi.
  • Gangguan kardiovaskuler: gagal jantung, edema umum.
  • Gangguan sistem saraf sentral dan perifer: kram tungkai, hipestesia, neuralgia, parestesia, vertigo, nyeri kepala, pusing, gangguan indra perasa.
  • Gangguan fungsi hati dan empedu: peningkatan kadar enzim hati, bilirubinemia, infeksi hepatitis, perlemakan hati.
  • Gangguan muskuloskeletal: artritis, artrosis, athralgia.
  • Gangguan nutrisi dan metabolik: gout, hiperuremia, peningkatan kadar non-protein nitrogen (NPN).
  • Gangguan psikiatri: ansietas, insomnia, bingung, halusinasi.
  • Trombotic thrombocytopenia purpura (TTP).
  • Gangguan denyut dan ritme jantung: fibrilasi atrium.
  • Gangguan sistem pernafasan: pneumonia, sinusitis, hemothorax, bronkospasme.
  • Gangguan vaskular: vaskulitis, hipotensi.
  • Gangguan sistem urin: sistitis, glomerulonefritis.
  • Gangguan penglihatan: katarak, konjungtivitis.
  • Gangguan reproduksi: menorraghia.
  • Gangguan sel darah putih dan sel retikuloendotelial: eosinofilia, agranulositosis, granulositopenia, leukemia, leukopenia, penurunan neutrofil.

Peringatan dan perhatian
Penggunaan CPG jarang menyebabkan timbulnya Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP), yang terjadi pada awal pemakaian. TTP ditandai oleh adanya trombositopenia dan anemia hemolitik mikroangiopati yang berkaitan dengan kelainan neurologik, disfungsi ginjal serta demam. TTP merupakan kondisi yang membutuhkan pertolongan segera termasuk plasma pheresis.
CPG dapat memperpanjang waktu perdarahan sehingga penggunaannya harus hati-hati yang mana dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
pada keadaan seperti trauma, operasi atau keadaan patologis (sering terjadi pada gastrointestinal dan intraokuler) dan pada pasien yang melakukan pengobatan menggunakan Asetosal, AINS, Heparin, inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa atau trombolitik.
Pasien dengan gangguan gastrointestinal harus hati-hati penggunaannya karena dapat menyebabkan perdarahan. Penggunaan CPG pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat dengan diatesis perdarahan penggunaannya harus hati-hati begitu pula dengan pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat karena pengalaman penggunaan CPG masih terbatas pada pasien tersebut.

Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:

Pemberian CPG pada ibu hamil masuk dalam kategori B, penelitian masih baru dilakukan pada binatang percobaan, jadi belum ada bukti kuat dan terkontrol dengan baik pada kelompok ini. Karena CPG dapat diekresikan melalui air susu, pemberian pada ibu menyusui tidak dianjurkan. Efektivitas dan keamanan CPG pada anak-anak belum diketahui.
Informasi untuk pasien:
Pasien sebaiknya diberikan informasi bahwa untuk menghentikan perdarahan mungkin dibutuhkan waktu lebih lama bila mengkonsumsi Clopidogrel dan pasien sebaiknya melaporkan ke dokter apabila terjadi perdarahan yang tidak biasa. Pasien sebaiknya memberi tahu dokter dan dokter gigi bahwa mereka sedang mengkonsumsi Clopidogrel sebelum dijadwalkan operasi maupun sebelum memakai obat-obat baru. Bila pasien akan menjalani operasi elektif dan tidak diharapkan adanya efek antiplatelet, maka pemakaian Clopidogrel harus dihentikan 7 hari sebelum pelaksanaan operasi. Pasien harus dimonitoring secara ketat akan adanya gejala perdarahan, terutama selama minggu pertama terapi atau sesudah prosedur
kardiovaskular invasif atau operasi. Pada pasien infark miokardial akut dengan elevasi segmen ST, terapi Clopidogrel sebaiknya tidak diberikan dalam beberapa hari awal sesudah terjadinya infark miokardial.

Interaksi obat
Asetosal:
Penggunaan Asetosal tidak mengubah penghambatan agregasi platelet yang diinduksi oleh ADP yang dimediasi oleh Clopidogrel. Penggunaan bersama dengan Asetosal 500 mg dua kali sehari selama 1 hari secara bermakna tidak meningkatkan perpanjangan waktu perdarahan yang disebabkan oleh Clopidogrel. Clopidogrel menguatkan efek Asetosal terhadap agregasi platelet yang diinduksi oleh kolagen. Clopidogrel dan Asetosal telah digunakan bersama sampai dengan 1 tahun. Oleh sebab itu, penggunaan secara bersama-sama sebaiknya dilakukan dengan hati-hati (Lihat Peringatan dan perhatian).

Heparin:

Penggunaan bersama dengan heparin tidak menimbulkan efek penghambatan agregasi platelet oleh Clopidogrel. Oleh sebab itu, penggunaan secara bersama-sama sebaiknya dilakukan dengan hati-hati (Lihat Peringatan dan perhatian).
Anti Inflamasi Non Steroid (AINS):
Pemberian naproxen bersamaan dengan Clopidogrel dapat meningkatkan kejadian perdarahan gastrointestinal sehingga pemberiannya harus hati-hati.
Warfarin:
Penggunaan bersama Clopidogrel tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan intensitas perdarahan. Inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa (Lihat Peringatan dan perhatian).
Trombolitik:
Penilaian terhadap keamanan penggunaan bersama Clopidogrel, rt-PA dan heparin telah dilakukan pada pasien infark miokardial. Insiden terjadinya perdarahan yang signifikan secara klinis mirip dengan penilaian pada rt-PA dan heparin yang digunakan bersamaan dengan ASA. Keamanan penggunaan Clopidogrel dan agen trombolitik yang lain belum diketahui dan sebaiknya dilakukan secara hati-hati.
Lain-lain:
Tidak ada perubahan farmakodinamik, ketika Clopidogrel diberikan bersama dengan Atenolol, Nifedipine, atau keduanya. Juga tidak ada perubahan farmakodinamik secara bermakna ketika diberikan bersama dengan Phenobarbital, Cimetidine atau Estrogen. Farmakokinetik Digoxin atau Theophylline tidak mengalami perubahan setelah diberikan bersamaan dengan Clopidogrel.
Secara in vitro, Clopidogrel dosis tinggi dapat menghambat enzim P450 (2C9). Dengan demikian, Clopidogrel dapat mengganggu metabolisme Phenytoin, Tamoxifen, Tolbutamide, Warfarin, Torasemide, Fluvastatin, dan berbagai obat anti-inflamasi non steroid, tetapi tidak ada data yang memprediksikan besarnya interaksi yang serius.

Overdosis
  • Tidak pernah dilaporkan efek kelebihan dosis setelah pemakaian Clopidogrel secara tunggal 600 mg (sama dengan 8 tablet) pada sukarelawan sehat. Pemakaian Clopidogrel oral secara tunggal dengan dosis 1500 atau 2000 mg/kg bersifat letal pada tikus dan mencit begitu pula pada dosis 3000 mg/kg pada baboon. Gejala toksisitas akut pada binatang adalah muntah, lemah, kesulitan bernafas dan perdarahan gastrointestinal pada semua spesies binatang percobaan.
  • No antidote to the pharmacological activity of Clopidogrel was found. If prompt correction of prolonged bleeding time is required, platelet transfusion may reverse the effect of Clopidogrel.

Kemasan
CPG® 75 mg : Dus isi 3 blister x 10 tablet salut film

Simpan pada suhu di bawah 30°C. Lindungi dari panas dan kelembaban.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER.
Sumber : Kalbe